Translate

Rabu, 04 September 2013

Surat Cinta Buat Calon Istriku



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Calon Istriku … (yang tak pernah ku tahu siapa dan dimana saat ini).
Tak ingin aku menunda waktu untuk melangkah dari gerbang pernikahan yang akan aku buka dengan kunci akad. Bahagia dan haru akan menjadi satu. Sungguh! Saat aku  ucapkan “Saya terima nikahnya…” itulah yang selama ini aku nanti dan rindui. Saat dimana aku menangis haru sekaligus tertawa bersamamu.

Calon istriku yang dimuliakan Allah, beberapa waktu yang lalu aku berada pada kegamangan yang dalam. Kesesatan dalam memilih untuk tidak memenuhi fitrahku, mengikuti sunnah rasulku. Takutku tersiksa dengan rasa cemburu, rindu dan cinta. Takut karena yang dirasa menjadi kabur antara fitrah dan hiasan nafsu semata. Tapi, saat aku melarikan diri pada Tuhan ternyata begitu menentramkan. Dan aku mengerti dan mencoba memahami.

Sayang… dua rakaat usai ijab qabul nanti, ijinkanlah diri kita untuk menjalin keakraban dan kasih sayang. Ijinkan aku memperhatikanmu dan mendapat perhatian darimu , supaya Allah memperhatikan kita dengan penuh rahmat. Ijinkan aku merengkuh mesra tanganmu, hingga berguguran dosa dari sela jemari kita. Ijinkan aku belajar menguntai cinta dengan mengenalmu lebih dalam. Mencintaimu setelah pernikahan kita nanti, karena hari-hari kita akan panjang. Rasanya takkan habis kata semoga hingga labuh bahtera kita nanti berada tepat pada tujuanNya. Harapku, aku bisa menjadi pelipur duka, pemimpin sekaligus sahabat perjuangan dan tempat berbagimu.

Calon istriku yang kucintai karena Allah,

Bantulah aku meneladani keagungan, kecerdasan dan kemulyaan nabiku, yang mampu membangunkan rasa percaya diri dan keyakinan  menjadi seorang suami yang terbaik bagimu.

Calon istriku yang dirahmati Allah, surat ini akumulasi dari segenap rasa rinduku padamu. Pada penantian “panjang” kala hati haus mereguk air telaga kasih sayang. Pada rasa yang tak seharusnya ada. Rasa iri pada mereka yang lebih dahulu mendapat barokah atas pernikahannya. Betapa aku akan rindu mencium tanganmu, meminum susu dari pinggir gelas yang sama, rindu bersimpuh memohon keikhlasanmu atas keadaanku sehingga Allah ridho kepadaku, rindu menatap teduh wajahmu, mengantarmu pada bunga tidur.

Calon istriku, betapa  aku akan  rindu membangunkanmu di sepertiga malam dengan kecupanku dan menyelesaikan sholat subuh bersama. Rindu menjadi tempatmu bermanja, bercerita atau hanya diam mendengar detak jam. Rindu merapikan anak-anak rambutmu, membiarkanmu terlelap dipangkuanku. Rindu… rindu merasakan benih-benih yang ku semaikan tumbuh, lalu kau rasakan gerakan kecilnya, rindu mengatakan “menantikan kelahiran si kecil”, rindu bahwa tubuh mungil itu hadir atas kuasa Allah SWT, lalu aku mengadzankannya di dadamu, rindu bahwa bibir kecil itu mencecap ASI, rindu saat kita bersama mendidiknya, rindu itu semua. Masih banyak kerinduan yang tak ingin aku ceritakan, sisanya biarlah tertoreh pada perjalanan kita mulai nanti. Ingin kukatakan rindu pada setiap gerak baktiku padamu. Gerak yang penuh harapan “semoga mendapat barokah”.

Akhirnya Calon istriku, kusampaikan selamat datang kelasiku. Bahtera itu akulah yang akan menjalankannya, membawa kita(aku ,kau dan anak-anak kita) pada tepian hakiki, dan aku akan berusaha menjadi nakhoda  terbaik untukmu. Semoga setiap putaran kemudiku adalah kebaikan. Setiap lajunya adalah keberkahan. Setiap angin yang berhembus adalah keridhoan. Semoga bahtera kita nanti berlayar dengan ketaqwaan, kasih sayang, kesetiaan. Semoga tak ada enggan untuk mengkomunikasikan semuanya secara dialogis, sehingga ada keterbukaan dan kejujuran. Semoga ikatan kita dunia akhirat. Calon istriku… mari bersabar dan bersyukur .

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang selalu ingin jatuh cinta padamu setiap waktu
Calon Suamimu
•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•

omdedecikijing.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories