Translate

Rabu, 26 November 2014

[INSPIRATIF] -o0 KISAH SEORANG IMAM MASJID 0o-


(Semoga kisah ini jadi pelajaran buat kita)
Seorang imam masjid yang akan pergi menghadiri acara pesta pernikahan anak temannya. Sang imam pun mengendarai bus umum. Ongkos bus langsung dibayar ke sopir karena bus tidak memiliki kondektur. Setelah membayar, baru kemudian cari tempat duduk kosong.
Sang imam pun bayar ongkos pada sopir lalu menerima kembalian, sebab hari itu ia tidak punya uang pas. Baru kemudian duduk di bangku belakang yang kosong. Di tempat duduknya sang Imam menghitung uang kembalian dari sopir yang ternyata lebih Rp 500,- sejenak sang imam pun terpikir;
’’Uang ini dikembalikan atau tidak yah ? Ahh... cuma Rp 500,- lagian dia (sopir) bukan orang muslim... Aku masukin saja ke kotak amal di masjid ?’’ (kata sang imam masjid dalam hati.)
Setelah sampai di tempat tujuan, sang imam pun hendak turun bus dengan berjalan melewati sopir bus tersebut. Dalam hatinya masih bergejolak atas uang Rp 500,- itu, antara dikembalikan atau tidak. Namun ketika sampai di dekat sopir, spontan sang imam pun mengulurkan uang Rp 500,-
“Uang kembaliannya lebih Rp 500,- ...!!!” (kata sang imam, sambil memberikan uang itu kepada sopir bus.)
Tanpa disangka tanpa disadari sopir itu mengacungkan jempol ke arah sang imam, dan berkata;
“Anda berhasil...!!!”(balas sang sopir sambil menerima uang kembalian dari si imam masjid.)
“Apa maksud anda...???” (tanya imam masjid heran.)
“Bukankah anda imam masjid yang di sana tadi...???” (tanya sang sopir sambil menunjud salah satu mesjid di daerah itu.)
“Betul...!!!” (jawab sang imam singkat.)
“Sebenarnya sejak beberapa hari ini saya ingin datang ke masjid anda untuk belajar dan memeluk Islam. Tapi timbul keinginan di hati saya untuk menguji anda sebagai imam masjid, apa benar Islam itu seperti yang saya dengar, yaitu; Jujur, Amanah dan sebagainya. Saya sengaja memberikan kembalian berlebih dan anda berhasil. Saya akan masuk Islam...!!!” (kata sang sopir dengan mantap.)
Alangkah tercengangnya imam masjid tersebut, sambil beristighfar meyesali apa yang dipikirkannya tadi. Hampir saja ia kehilangan kepercayaan hanya karna uang Rp 500,- itu....
Astaghfirullah...
Semoga kisah ini jadi pelajaran buat kita semua Sahabat untuk sentiasa bersikap sebagai seorang muslim sejati di mana saja, kapan saja dan di hadapan siapa saja.

Senin, 24 November 2014

Sikap Ikhlas, Magnet Rezeki



Alkisah, ada seorang raja yang bijaksana. Rakyatnya hidup makmur sejahtera. Sang Raja punya dua orang putra yang sama-sama hebatnya. Karena itu, Sang Raja kebingungan, mana putranya yang akan diangkat jadi putra mahkota menggantikan dirinya.

Raja berharap, saat dirinya digantikan, rakyatnya tetap makmur sentosa. Maka, suatu hari, ia pun bertanya pada kedua putranya, “Wahai Putraku, aku ingin bertanya. Apa yang ingin kalian perbuat pada kerajaan ini jika menggantikanku?”

Putra pertama menjawab: “Wahai Ayah, kutahu kerajaan kita sudah sangat sejahtera. Karena itu, jika Ayah memberikan kepercayaan kepadaku, aku akan membuatnya makin kaya dan sejahtera. Kerajaan ini akan makin aku besarkan, bahkan hingga ke kerajaan tetangga.”

Sementara itu, putra keduanya berkata, “Ayah, aku tahu kerajaan ini sudah sejahtera. Karena itu, jika Ayah memercayakan kerajaan ini padaku, aku akan membuat rakyat makin sejahtera dengan menjaga tata nilai kerajaan ini agar mereka makin peduli satu sama lain. Aku berharap, bukan hanya sejahtera, semua rakyat bisa bahagia karena saling menjaga harmonisasi kehidupan di antara mereka.”

“Putraku. Kalian berdua adalah putra terbaik di kerajaan ini. Jawaban kalian berdua tentang masa depan kerajaan ini juga sama baiknya. Karena itu, aku memutuskan bahwa kalian berdua harus memerintah kerajaan ini bersama-sama. Untuk itu, aku akan membagi dua mahkota ini sebagai simbolisasi bahwa kerajaan ini akan aku bagi dua untuk kalian kembangkan sesuai dengan apa yang sudah kalian sampaikan tadi,” sebut Sang Raja sembari mencoba mematahkan mahkota yang dipakainya menjadi dua bagian dengan kapak yang sudah siap diayunkan ke simbol tertinggi kerajaan itu.

“Ayah betul. Kita bagi saja kerajaan ini jadi dua. Aku akan tunjukkan kepada ayah bahwa aku pasti bisa jadi raja yang lebih baik,” sambut putra pertama.

Namun, sebelum kapak terlanjur diayunkan, putra kedua segera berlari ke arah ayahnya dan mencegah kapak berayun. “Ayah, daripada simbol kerajaan tertinggi ini dibagi dua, saya rela tidak menjadi raja. Saya hanya ingin rakyat sejahtera. Saya khawatir, jika kerajaan ini dipecah jadi dua seperti yang hendak Ayah lakukan pada mahkota ini, yang ada bukannya sejahtera, tapi akan hancur berantakan karena bisa saja akan muncul perselisihan. Saya rela kerajaan ini diserahkan sepenuhnya pada Kakak, asal kerajaan ini tetap sejahtera.”

Raja tersenyum. “Putraku. Kamulah pemimpin sejati kerajaan ini,” sebutnya pada putra kedua. “Kamu tidak rela kerajaan ini pecah. Itu tanda bahwa kamu tidak haus akan kekuasaan. Nah, putra pertamaku. Aku tahu kamu juga hebat. Karena itu, bantu adikmu ini membangun kerajaan ini lebih sejahtera. Namun, kamu harus belajar lebih bijak, bahwa kekuasaan harus lebih digunakan untuk kebaikan.”

Putra pertama tertunduk malu. Ia pun berjanji, ia akan menjadikan nasihat ayahnya itu untuk menjadi putra yang lebih baik. Ia pun berjanji, dirinya akan menerima keputusan ayahnya dan mau membantu adiknya untuk membangun kerajaan yang lebih sejahtera.

Netter yang Luar Biasa, 

Kisah tersebut sebenarnya menggambarkan bagaimana sikap jiwa besar, akan berbuah kebaikan yang lebih besar. Sang adik yang ikhlas melepas, demi kebaikan bersama, akhirnya justru mendapat keberkahan yang melimpah (kuasa yang diberikan ayahnya).

Demikian juga kita seharusnya dalam bersikap. Saat sedang memperjuangkan sesuatu, boleh saja kita “menuntut” ingin mendapatkan “hasil” yang seperti didamba. Namun, saat belum mendapat apa yang diinginkan, jangan berkecil hati. Justru, dengan berjiwa besar menerima hasil apapun yang diraih, kita sedang hendak “menuai” hasil yang bisa jadi akan jauh lebih besar dari yang kita sangka.

Mari, kita kembangkan sikap memiliki jiwa besar dan menjadikan “status” untuk melakukan hal-hal yang berlandaskan kebijaksanaan. Sehingga, saat kita memiliki kedudukan, saat kita berada di atas, saat kita punya kuasa, akan jauh lebih bermakna—karena kita bisa menggerakkan banyak orang untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan bersama. Dengan begitu, “rezeki” besar akan kita nikmati bersama, dalam hidup yang penuh dengan keberlimpahan dan kebahagiaan.

Salam sukses luar biasa!


http://www.andriewongso.com/articles/details/14092/Sikap-Ikhlas-2C-Magnet-Rezeki

Di Balik Kesuksesan si Pencetus Apple



Apple Inc. adalah perusahaan kedua terbesar yang bergerak di bidang teknologi elektronik saat ini. Produk–produknya seperti Ipod, Iphone, Ipad dan Mac masih menjadi pilihan utama bagi para pencinta teknologi.

Tokoh terkenal dalam kemajuan industri teknologi Apple Inc. tidak lain adalah Steve Jobs. Jobs tidak hanya berperan sebagai salah satu founder, tapi sekaligus menjadi CEO dari perusahaan yang telah didirikan sejak tahun 1977 tersebut. Jobs sendiri tidak dengan mudah mendapatkan kejayaannya.

Steve Jobs mengalami masa sulit di sekolahnya sampai akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah karena merasa tidak ada hal penting yang bisa ia gunakan di masa depannya hanya dalam waktu 1 semester. Selain itu, Jobs juga memiliki keterbatasan dalam hal menulis dan membaca karena dyslexia yang dideritanya. Hal ini tidak menghalangi Steve untuk mengejar apa yang menjadi impiannya untuk memajukan teknologi dunia masa kini.

Kini, Jobs bukan hanya telah mewujudkan impian dan membuktikan kemampuannya dalam kemajuan teknologi dunia. Ia pun telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia karena kesuksesannya. Meski telah menutup mata, Jobs akan tetap dikenang oleh para pencinta teknologi dan pengagumnya.

Steve Jobs selalu membocorkan rahasia kesuksesannya setiap melakukan kuliah terbuka, “Jangan pernah meragukan insting, keyakinan, dan kemampuan diri sendiri. Jangan mengalah pada keterbatasan kita. Karena dengan memegang prinsip tersebut, Saya tidak pernah jatuh dan merasa gagal.”


http://www.andriewongso.com/articles/details/13968/Di-Balik-Kesuksesan-si-Pencetus-Apple

Perang Melawan Diri Sendiri



Pernahkah Anda merasakan kebosanan?
Pernahkah Anda mengalami perasaan ingin menyerah kalah dengan persoalan yang dihadapi?
Pernahkah Anda mendapati diri merasa malas melakukan apa saja?
Pernahkah Anda menunda sesuatu yang berakibat pekerjaan menumpuk?
Pernahkah Anda merasa tertekan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan?
Pernahkah Anda merasa kurang dihargai oleh atasan di pekerjaan?
Pernahkah Anda merasa tidak nyaman sehingga ingin keluar dari pekerjaan? 


Jika Anda menjawab YA dari salah satu pertanyaan di atas, Anda sedang jujur pada diri sendiri. Sebab, kita sebagai manusia, sangat manusiawi jika mengalami masalah. Dan, apa yang disebut di atas, adalah sebagian masalah yang sering dialami oleh manusia dalam interaksi kehidupannya sehari-hari, termasuk di lingkungan pekerjaan.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana masing-masing dari kita menghadapi itu semua? Bagaimana kita bisa survive di tengah tantangan yang terus terjadi? Bagaimana pula, seseorang bisa berhasil mengatasi dan kemudian berhasil naik jenjang kariernya, sementara yang lain biasa-biasa saja? Atau, ada yang berhasil mengatasi berbagai persoalan, namun entah mengapa kariernya tetap jalan di tempat. Ada banyak faktor yang berpengaruh. Tapi, sebagian besar, sebenarnya berujung pangkal pada diri kita sendiri!

Saat stres atau tertekan, siapa yang paling menderita? Diri kita sendiri! Tapi, siapa yang “memutuskan” untuk mengalami perasaan stres dan tertekan? Diri kita sendiri juga! Artinya, kita sendirilah yang menanggung dan sekaligus merasakan akibat dari pilihan yang kita lakukan. Sebaliknya, saat berprestasi, siapa orang yang paling bangga dengan perolehan tersebut? Diri kita sendiri! Dan, siapa yang paling berjasa sehingga kita bisa meraih hasil maksimal itu? Diri kita juga! Artinya, semua bersumber dari diri kita. Diri kitalah kawan sekaligus musuh yang harus dikendalikan. Diri kitalah sumber sukses dan sekaligus kegagalan yang setiap saat selalu siap mengancam. Diri kitalah yang menentukan, karier seperti apakah yang akan kita raih dan wujudkan di masa depan.

Dengan kesadaran penuh bahwa diri kita sendirilah yang bertanggung jawab terhadap raihan prestasi dan karier yang ingin dicapai, sudah saatnya pula kita tegas pada diri sendiri, kita harus siap “berperang” pada hal-hal yang melemahkan diri.

• Musnahkan “tikus-tikus” yang menggerogoti semangat
Kadang, ketika sedang on fire, semangat kita menggebu-gebu untuk bisa menyelesaikan semua pekerjaan dalam waktu singkat. Saat semacam itu, jika terus dipelihara, pasti akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Namun, sering kali, ketika sedang bersemangat, ada saja pikiran yang menyusup dan mengatakan, “Ah… nanti saja, bos belum datang,” atau “Istirahat sejenak dulu, kamu berhak istirahat. Kan kemarin sudah bekerja sangat keras,” atau “Yang lain saja santai-santai, mengapa harus ngebut. Toh besok juga masih ada waktu.” Itulah “tikus-tikus” kecil yang iseng dan sering kali “menjebak” kita dengan “undangan” yang menggoda.

Jika dituruti, memang terasa nyaman dan menyenangkan. Tapi, itu sebenarnya adalah “panggilan” yang akan melenakan. Sebab, kalau kita berhenti sejenak, ibarat mesin diesel yang butuh waktu untuk pemanasan mesin, bisa jadi kita akan kembali melembek daya kerjanya. Padahal, kalau tidak dituruti, akan banyak pekerjaan yang bisa segera kita selesaikan. Karena itu, jika “tikus” tersebut kembali mengganggu, segera musnahkan dengan ketegasan kita untuk memilih tetap bekerja dan berkarya secara maksimal. Atau, jika ingin dituruti—toh memang kadang tubuh kita butuh istirahat—berikan batasan waktu pada diri sendiri.

• Kuatkan daya membal Anda
Seperti bola karet yang dipantulkan dengan sangat keras ke bumi, makin keras makin kuat juga daya membal atau pantulannya. Sekali lagi ini juga soal pilihan. Ketika “terbanting” kala menghadapi ujian karier—diremehkan, kurang dianggap, atau bahkan terkena office politic—kita bisa berdiam diri, meratapi nasib, atau bahkan menyerah kalah. Atau sebaliknya, kita memerangi sikap putus asa dengan terus berjuang, membal kembali laksana bola karet yang dihujamkan dengan keras ke bumi.

Salah satu cara agar daya membal kita kuat adalah dengan mempelajari “sejarah” masa lalu. Mark Katz, PhD, yang mengembangkan sebuah penelitian The Resilience Through the Lifespan Project—atau penelitian ketahanan dalam hidup—menemukan fakta bahwa mereka yang mempelajari masa lalu—saat menghadapi situasi sulit dan berhasil melewatinya—bisa menjadikan pembelajaran itu sebagai bekal untuk “membal” ketika kembali menghadapi masa sulit. Maka, ketika dulu pernah disakiti oleh teman sekantor, jangan putus asa. Bisa jadi pembelajaran masa itu akan bermanfaat di masa ujian lebih besar akan terjadi di kemudian hari.

• Jadilah sang “Terminator”!
Pernah menonton film legendaris yang diperankan oleh Arnold Schwarzenegger berjudulTerminator? Dalam film itu, ada satu kalimat yang jadi andalan: “I’ll be back!” atau “Saya akan kembali!” Dengan setting sebagai robot yang nyaris hancur, makin keras benturan yang dihadapi, makin keras musuh mengganas, makin kuat juga perjuangan yang dilakukan sang Terminator. Kembali dan kembali lagi dengan semangat nan tak kunjung padam.

Semangat kokoh inilah yang sebenarnya juga kita miliki, yang tercermin dari saat kita belajar berjalan atau bersepeda di masa kecil. Semangat lebih ngotot daripada ngotot ini bisa menjadi pembangkit semangat saat karier kita seperti sedang berada di tempat yang begitu-begitu saja. Atau, semangat ini akan menyelamatkan kita ketika ganjalan di karier sedang kita hadapi. Untuk itu, kita harus terus “berperang” dengan keyakinan yang kadang goyah oleh ujian superberat. Atau, kita harus “berperang” dengan godaan yang melemahkan, seperti sifat malas, suka menunda, atau tak menuntaskan pekerjaan. Jika ingin karier berjalan maksimal, jadilah sang Terminator yang tak akan patah semangat sebelum benar-benar hancur.

Nah, perang seperti apa yang akan kita hadapi dalam karier yang sedang kita jalani? Semua kembali kepada kita. Amunisi dan persenjataan yang lengkap sudah ada dalam diri kita. Kini, tinggal keputusan kita mau menggunakan secara maksimal atau tidak, utamanya saat berperang dengan diri sendiri. Anda siap?


http://www.andriewongso.com/articles/details/14098/Perang-Melawan-Diri-Sendiri

Nathan Murphy, Mewujudkan Mimpi di Bidang Bisnis


Ketika usianya 16 tahun, Nathan Murphy yang tinggal di Sydney, Australia, mendapat hadiah buku dari ibunya dengan judul “Rich Dad Poor Dad” karya Robert Kiyosaki. Buku tersebut sangat mempengaruhi pikirannya. Satu hal yang kemudian menggodanya adalah ia ingin segera menjadi pebisnis. Waktu pun tak ia sia-siakan. Masih duduk di bangku SMA, Nathan sudah memulai bisnis berjualan vitamin secara online melalui eBay.

Setelah melalui berbagai kendala, bisnis vitaminnya akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan besar baginya. Hasil ini memberi dua pengaruh yang bertentangan. Di satu sisi ia menemukan passion-nya sebagai pebisnis, di sisi lain ia merasa universitas tak bisa memberikan pelajaran bisnis seperti yang diceritakan di dalam buku, karena bisnis membutuhkan pengalaman langsung bukan hanya teori. Akibatnya ia kurang bergairah sekolah.

Alih-alih mengejar universitas, ia malah pergi ke Jerman (Hamburg) dan tinggal bersama satu keluarga. Di sana, ia belajar di sebuah SMA dan mempelajari masalah budaya dunia. Segera setelah selesai ia kembali ke Australia. Bukannya mendapat sambutan baik, ia malah bersitegang dengan kedua orangtuanya. Akhirnya ia diusir dari rumah. Mungkin orangtuanya kesal atas pilihan Nathan yang tidak serius sekolah.

Nathan kemudian pergi ke Darwin. Di sana ia tinggal di pantai dan mencoba bertahan hidup sebagai nelayan. Tetapi kemudian menggelandang karena tak punya uang. Ia pernah mencoba mengubah nasib dengan pergi ke Melbourne. Nasibnya tetap tak berubah. Baik di Darwin maupun di Melbourne, ia punya teman yang sama-sama tunawisma. “Kami melakukan apa yang harus kami lakukan untuk hidup, seperti mencari makanan di tempat sampah,” katanya.

Gagal menemukan masa depannya, ia kembali ke rumahnya di Sydney. Ia sempat tinggal dua hari sebelum akhirnya kembali diusir. Akhirnya Nathan menelepon lembaga perlindungan anak dan ditampung di Oasis, lembaga penampung anak-anak tunawisma di Sydney. Di lembaga ini ia mendapatkan berbagai pelajaran yang mampu mendorong minatnya di bidang bisnis.

Baru sebulan di lembaga itu, ia sudah meluncurkan website AudioHighSchool.com.au yang ia gagas sebagai sumber bahan pelajaran bagi anak-anak sekolah. Dalam rancangannya, dari website itu setiap siswa bisa men-download aneka audiobook yang merupakan versi audio dari buku-buku pelajaran anak-anak sekolah. “Setiap anak sekolah sekarang pasti punya iPod atau MP3 player. Nah, di samping mendengarkan lagu mereka juga bisa mendengarkan buku-buku pelajaran tanpa membaca buku teksnya,” katanya seperti ditulis di blognya.

Ia tak memprogram sendiri website-nya. Karena banyaknya tenaga outsourcing di internet, ia mencari pembuat website dan logo melalui Freelancer.com dan mendapatkan desainnya dari pembuat program di India dan Pakistan. Untuk website, ia membayar US$100 dan US$60 untuk logonya. Selain itu ia juga meminta sebuah production house di Inggris dengan bayaran beberapa ratus dolar untuk membuatkan video promosinya.

Setelah mendirikan website itu, ia mengembangkan berbagai bisnis lain via internet mulai dari jenis usaha survei, menjual teh, hingga bisnis katering. Sekarang di usianya yang baru 23 tahun, Nathan sudah dikenal sebagai anak muda yang memiliki passion yang kuat di bidang bisnis. Di antara bisnisnya yang terkenal adalah Super Tea dan The Sandwich Hero. Ia kerap diundang ke berbagai forum untuk berbagi pengalamannya dan misi bisisnya. Selain itu, ia juga dianggap sebagai contoh sukses dari kalangan remaja tunawisma (homeless). Menurut data, di Australia ada 33.000 remaja di bawah 24 tahun yang menjadi tunawisma. Remaja ini jika dididik sesuai minatnya, bisa berhasil seperti Nathan Murphy yang berminat di bidang bisnis. Nathan sendiri mengaku sangat beruntung karena pernah dididik di Oasis, lembaga penampung anak-anak tunawisma yang memotivasinya untuk mengejar mimpinya.


http://www.andriewongso.com/articles/details/14095/Nathan-Murphy-2C-Mewujudkan-Mimpi-di-Bidang-Bisnis

Setiap Orang Punya Bibit Kebaikan



Alkisah, suatu sore di sebuah kantor, setiap akhir bulan, hampir semua karyawan berkumpul untuk merayakan ulang tahun bersama dan sekaligus kocokan arisan. Dan ini adalah arisan periode pertama setelah berakhir periode lalu, sekaligus pimpinan perusahaan berulang tahun sehingga semua orang bersemangat datang merayakan dan berharap mendapatkan arisan yang pertama.

Saat memasuki function room, di dekat pintu masuk di atas meja, disediakan kaleng dan setiap orang wajib memasukkan kertas gulungan kecil bertuliskan nama. Nanti di akhir acara, secara acak akan diambil 1 gulungan dan nama yang tertera yang beruntung mendapatkan uang arisan.

Di sudut ruangan, terlihat wajah sendu ibu pembantu umum di kantor itu. Sikapnya khusuk dalam doa. “Tuhan, tolong hambaMu ini, semoga namaku yang keluar. Sehingga anakku yang sedang sakit bisa mendapatkan biaya untuk operasi dan sembuh seperti sediakala," pintanya sepenuh hati.

Di akhir acara, saat namanya dibacakan dari gulungan kertas kecil, tak terasa linangan air mata si ibu ikut mengiringinya.

“Terima kasih Tuhan, Engkau Maha Baik, telah mendengarkan doa hamba,” dalam hatinya mengucap doa syukur. Semua orang di ruangan itu ikut bersorak gembira. Terasa ada kelegaan menggantung di situ.

Setelah pertemuan usai, si ibu melanjutkan tugas membereskan ruangan bekas pakai itu. Ketika matanya melihat kaleng berisi gulungan nama, sebelum dimusnahkan, iseng dibukanya gulungan nama yang tersisa di dalam kaleng. Dan alangkah terkejutnya dia karena semua gulungan bertuliskan namanya! Seketika pecahlah tangisnya. Perasaan haru biru menyertai. Karena semua orang di kantor ini tidak menulis nama mereka, tetapi menulis namanya, untuk memastikan bahwa gulungan kertas mana pun yang diambil, namanya yang bakal keluar. Dia tidak menyangka, walaupun hanya pembantu di kantor itu, tetapi semua teman menyayangi dengan memastikan dialah yang mendapatkan arisan untuk biaya pengobatan. 

Netter yang Luar Biasa,

Secara spontan, tanpa kesepakatan sebelumnya, mereka rela memberikan haknya untuk dimanfaatkan oleh teman yang sedang dalam kesulitan. Karena sesungguhnya pada dasarnya, setiap orang sebagai makhluk yang berTuhan, memiliki bibit kebaikan di dalam dirinya. Dan secara bersamaan, saat kita memikirkan orang lain, Tuhan pasti akan memikirkan keadaan kita.

Salam sukses luar biasa!

4 Langkah Agar Orang Lain Mengikuti Anda



Ketika ingin membangun sebuah bisnis, terkadang kita tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan seorang karyawan yang diharapkan bisa membantu kita untuk mencapai visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi banyak kasus di mana karyawan "tidak patuh" dan mereka cenderung tidak bisa diatur atau dipimpin.

Ada 2 faktor yang menyebabkan hal itu terjadi; pertama dari sisi karyawan yang tidak bisa diatur. Kedua, kitalah yang kurang ilmu dalam memimpin mereka. Jika diibaratkan bisnis kita adalah sebuah perahu, karyawan Anda tidak mendayung sesuai dengan perintah Anda bahkan mereka mendayung ke arah yang berlawanan dari yang Anda perintahkan. Hal ini tentu hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga Anda.

Untuk itu, penting bagi kita mengetahui langkah-langkah sederhana yang dapat membuat orang lain mau mengikuti "aturan main" yang telah ditetapkan. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1. Buat orang lain merasa penting
Ini merupakan hal yang utama. Orang akan mengikuti dan mendukung Anda dengan tulus jika mereka dibuat merasa penting, bukan ketika Anda membuat diri Anda merasa penting.

2. Mempromosikan visi Anda dengan jelas
Tidak akan ada karyawan yang mengikuti Anda hanya lantaran Anda mengambil keputusan untuk memimpin. Anda harus memiliki ide yang jelas tentang akan dibawa ke mana semua karyawan Anda, bagaimana proses promosi mereka, serta meyakinkan mereka bahwa tujuan Anda sangat berharga dan pantas untuk diperjuangkan.

3. Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan
Ini merupakan sebuah prinsip yang sangat mendasar. Apakah Anda mau mengikuti seseorang yang memperlakukan Anda dengan buruk? Bukankah Anda lebih memilih mengikuti orang yang peduli dengan Anda dan perasaan Anda serta memperlakukan Anda dengan baik? Jadi, lakukan ini kepada orang-orang yang akan mengikuti Anda.

4. Bertanggung jawab atas segala tindakan Anda dan tindakan orang-orang yang Anda pimpin
Akui kesalahan Anda. Anda memiliki tanggung jawab atas segala hal yang dilakukan oleh anggota Anda, sekaligus segala hal yang gagal dilakukan oleh mereka. Jadi, sewaktu segala sesuatunya tidak berjalan baik, jangan lupa untuk menerima tanggung jawab ini. Jika Anda berusaha melimpahkan tanggung jawab dan kesalahan kepada orang lain, Anda tidak akan lagi menjadi seorang pemimpin.

Contoh: dalam bisnis kuliner, Anda mendapati karyawan Anda melakukan kesalahan sehingga terjadi masalah dengan konsumen. Yang seharusnya Anda lakukan adalah bertindak sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kesalahan tersebut, bukan menyalahkan karyawan Anda. Karena customer service bukan berbicara mengenai front liner saja, tetapi secara keseluruhan terlibat di dalamnya, termasuk Anda sebagai pemimpin.

Luangkan waktu untuk memikirkan hal tersebut dan coba terapkan dalam setiap tindakan kepemimpinan Anda. Maka karyawan Anda akan menjadi orang yang bisa membantu Anda mencapai tujuan yang diharapkan.

Salam sukses, Luar Biasa!


(Sumber: The New Art of The Leader. - William A. Cohen, Ph.D)

Membuka Kesadaran



Alkisah, ada seorang murid baru yang diperintah oleh gurunya untuk mengambil air di dekat sebuah sumur yang terletak di belakang perguruan.

Si murid pun bergegas menuju ke belakang untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan. Tanpa berpikir panjang atau mempelajari situasi di sekitar sana, pikiran dan langkah kakinya langsung tertuju pada sumur dan ember untuk menimba air.

“Ahaa…itu dia ember kosong dan talinya,” serunya. Dengan gembira ,dia pun mulai memegang tali dan mengayunkan ember ke dalam sumur. Tetapi sampai tali yang dipegang di tangan hampir tiba di ujung, dirasakan ember nya tetap kosong, tidak juga menyentuh air di dalam sumur. Maka dia melakukan usaha lebih keras. Tubuhnya ikut dilengkungkan ke bawah seraya matanya menatap nanar berusaha menembus kegelapan sumur sambil tangannya sibuk mengayun-ayunkan ember. Tetapi tetap saja tidak ada apa pun yang tersentuh ember di bawah sana.  Panas yang terik dan usaha sepenuh hati yang dilakukan berkali-kali membuat keringat mengucur deras membasahi bajunya.

Murid itu pun mulai merasa kesal dan jengkel. Usahanya berkali-kali dan keinginannya untuk tidak menyerah tetapi tidak membawa hasil seperti yang diharapkan, membuat emosinya semakin memuncak.

Dari kejauhan, sang guru menyaksikan ulah si murid. Dengan senyum sabarnya dihampiri si murid. Melihat kedatangan gurunya, si murid segera berkata lantang, “Guru, saya sudah berusaha menimba air tetapi kelihatannya sumur ini sudah kering. Jika sumur ini tidak berair, mengapa Guru memerintahkan saya untuk mengambil air?”

Gurunya balik bertanya, "Berapa kali kamu menimba?"

Si murid menjawab dengan emosi, "Sudah berkali-kali. Lihat saja bajuku sampai basah kuyup begini!”

Sang Guru berkata lagi, "Kalau kamu merasa sumur itu kosong, mengapa harus terus menimba? Kamu marah, ya? Kemarahanmu sampai menutup kesadaran dan akal sehatmu ya?" PLAK!  Kepala si murid pun dipukul oleh sang Guru.

"Lihat ke samping sumur itu, di sana ada keran air. Tinggal dibuka krannya, airpun mengalir. Guru suruh kamu mengambil air di dekat sumur, bukan menimba di sumur!"

Seketika wajah si murid merah padam... dia merasa malu sekaligus merasa begitu bodoh. Telah membuang energi dan kemarahan tidak pada tempatnya.

Netter yang luar biasa,

Sering kali kita sibuk mengumbar emosi dan kemarahan, menyalahkan orang lain dan keadaan, tanpa alasan yang jelas dan benar. Karenanya, terkadang kita perlu mendapat "kesadaran" (baik dari diri sendiri maupun orang lain) dari kebodohan dan kesalahan yang tidak bijak. Sehingga  tidak perlu ada sesal di kemudian hari yang akan membebani langkah kita ke depan.

Salam sukses, luar biasa!

Oleh Andrie Wongso

KISAH Mengharukan Si Bocah dan Perampok




Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan, dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianati dia lari kepelukan lelaki lain, karena emosinya dia melukai lelaki tersebut, maka dia dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana, dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah dia keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya ketika melamar pekerjaan menjadi bahan ejekan dan penghinaan. 

Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya, para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja sampai malam baru pulang kerumah, didalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.

Dia pergi kerumah tersebut mencongkel pintu utama membawa sebuah pisau belati, masuk kedalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepadaku.”

Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, “Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?” Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuannya, langsung menyetujui.

Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini.

setelah selesai bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yang dapat dirasakan didalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman, dunia anak buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan.”

“Paman, apa warna keemasan itu?” dia mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.”

Anak buta ini dengan gembira dengan tangannya meraba ke empat penjuru, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman.” Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang, dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi, berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay,

“Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian, kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang, dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan membuka pintu hati saya.”

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter.

Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay, sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini, kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal, yang mengadakan konser ke seluruh dunia, setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan music indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.

Refleksi:
Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini yang memberikan kehangatan dan kepercayaan diri kepadanya, Kay kecil yang tinggal didalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya, dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.

Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan, sedikit harapan mungkin bisa menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan bisa mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang, seperti Moore yang telah membantu banyak orang, ketika mengalami putus asa maka bukalah pintu hatimu, maka cahaya harapan akan menyinari hatimu

Cinta itu apa sih? sedangkal itu kah


 
Nana adalah seorang gadis perantau di kota besar. Ia berasal dari keluarga sederhana di sebuah kota kecil yang cukup jauh dari tempatnya bekerja. Ia merantau untuk mendapatkan penghasilan yang layak dan membantu keluarganya. Nana sudah memiliki kekasih di kampung yang bernama Agus. Pria tersebut juga merantau, namun di kota yang berbeda. Setiap hari mereka berhubungan via SMS untuk menghemat uang. Kadang mereka saling telepon seminggu sekali. Nana dan Agus sudah sejak SMA menjalin cinta dan dengan meniti karir ini, mereka sudah memiliki gambaran untuk menikah. Namun dalam seminggu ini, ada yang membuat Nana sedikit berubah. Gadis cantik itu bertemu dengan seseorang di kantornya yang benar-benar bak pria metropolis. Dani namanya. Tubuhnya selalu wangi, saat membantu Nana yang tengah mengalami kesulitan kadang Dani begitu dekat di samping Nana, suaranya juga enak didengar. Keberadaan Dani sedikitnya menggoyahkan hati Nana. Gadis itu mulai jarang menghubungi Agus dengan alasan sibuk. Agus pun tak berpikiran negatif karena berpikir bahwa tak mudah bagi wanita bekerja di kota besar.
"Yang penting jangan lupa makan ya, Dik. Jangan sampai sakit juga," pesan Agus pada Nana.
Seiring waktu berlalu, Nana dan Dani mulai dekat. Seringkali pria itu mengajaknya makan siang bersama. Diam-diam Nana sangat senang dengan semua yang dialaminya. Dani terlihat tampan dan modern. Ia juga tak pernah nampak bersama wanita lain, jadi Nana merasa jadi putri bagi Dani. Tapi, bagaimana dengan Agus? Seringkali pertanyaan itu muncul, namun Nana segera menepisnya. Ia sedang menikmati masa-masa indah ini. Agus mulai merasa tidak enak. Kekasihnya mulai ogah-ogahan saat diajak SMS atau telepon. Nana juga sering membatalkan kepulangannya ke kampung. Hingga yang paling mencengangkan, di bulan keenam mereka sama-sama merantau, Nana minta putus.
"Aku nggak tahan hubungan jarak jauh begini, Mas," ujarnya.
"Nggak tahan atau ada orang lain, Dik?" tanya Agus di ujung telepon. Nana terdiam.
Sejak saat itu hubungan mereka menggantung. Nana tak bisa menjelaskan alasannya minta putus, sehingga Agus masih sering menghubunginya untuk mempertahankan kisah cinta mereka. Tak berapa lama, Nana mulai merasakan perubahan dari Dani. Tumben dia jarang menghampiri Nana ke ruangannya lagi. Ketika berpapasan pun reaksinya tak seantusias dulu. Meski Nana mencoba untuk lebih atraktif, namun Dani seolah sudah menggelar jarak yang jauh di antara mereka. Suatu siang ketika sedang makan siang dengan senior, Nana melihat Dani nampak akrab dengan seorang wanita di kantin.
Setengah cemburu, ia bertanya pada teman makan siangnya, "Yang sedang bersama Mas Dani siapa ya, Mbak?"
"Oh itu pacarnya. Anak kantor sebelah. Awet lho mereka sudah lima tahun ini," jawab sang senior polos.
Petir bagai menyambar hati Nana. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar,
"Pacar? Kok jarang kelihatan bareng-bareng, Mbak?" Nana bertanya lagi sambil pura-pura tenang.
"Kalau nggak salah, pacarnya itu barusan kembali dari kantor cabang di kota lain. Beberapa tahun lalu sempat kerja di kantor sebelah kok. Sejak itu mereka jadian. Nggak tahan LDR mungkin, makanya balik lagi. Hihihihi..." celetuk senior Nana.
Nana makin terpekur dalam kekecewaan. Celetukan seniornya seolah menjadi petir kedua. Ia ingat alasannya minta putus dari Agus adalah karena tidak tahan dengan hubungan jarak jauh. Padahal dia sedang kasmaran dengan orang yang... yang bahkan sudah lima tahun punya pacar. Di satu sisi Nana kecewa dan marah. Ia seperti dipermainkan, namun juga malu karena yang mempermainkannya sama-sama punya hubungan jarak jauh dan masih bisa kembali kepada pacarnya. Sementara Nana? Ia telah menelantarkan perasaan Agus yang setiap hari tak pernah menyerah menghubunginya dan berusaha mempertahankan kisah cinta mereka. Malam harinya, ketika Agus kembali menghubunginya, Nana merasa sangat senang. Ia seperti sudah menanti telepon itu sejak bertahun-tahun lamanya. Agus sedikit heran dengan Nana yang menahannya menutup telepon.
"Kamu nggak apa- apa, Dik? Kok kayanya betah banget mas ajak telepon." tanya Agus.
Nana terdiam sejenak. Tak lama ia menjawab, "Maafkan aku ya, Mas. Aku menyesal sudah menelantarkan hubungan kita. Aku terlena dengan kota besar, tapi Mas masih mau menghubungiku." Agus
mengerti makna di balik jawaban Nana. Ia terdengar tersenyum dan menukas,
"Aku mungkin nggak sempurna, Dik. Tapi aku punya cinta yang sempurna buat kamu. Aku selalu ingat pada cita-cita kita untuk menikah. Sambil berjuang menuju ke sana, aku juga harus memperjuangkanmu, to?" Agus bertanya dengan logat Jawa yang kental.
Air mata Nana menetes di pipi. Ia bahkan hampir lupa dengan tekad mereka untuk menikah. Ia hampir menukar pria yang baik dengan pria yang hanya menggunakan dirinya sebagai pengisi kekosongan semata.
Cinta adalah perjalanan penuh liku dan godaan. Kadang kita menemukan sosok yang nampak lebih sempurna, namun bukan berarti perasaan kagum kita padanya adalah cinta sejati. Cinta yang sejati, tak akan lekang pada jarak dan waktu

Kamis, 20 November 2014

Golongan Manusia yang Senantiasa Mendapatkan Perlindungan dari Allah SWT







Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: ”Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary – Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu :

1. Pemimpin yang adil

Menjadi pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan pikiran, perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan memanfaatkan kepemimpinan itu sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau haram.
Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah, Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil, Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak.

2. Anak muda yang saleh

Masa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.

3. Orang yang hatinya terikat pada mesjid

Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid” seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.

4. Bersahabat karena Allah

Poin ini terambil dari kalimat “dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat material, namun murni semata-mata karena Allah swt.
Kalau sahabat kita berbuat baik, kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.

5. Mampu menghadapi godaan lawan jenis “

Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat.
Di sini digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.

6. Ihklas dalam beramal “

Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita bersedekah sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran?
Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, ” Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah 2: 271)

7. Zikir kepada Allah dengan khusyu “”

Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata. ”Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.
Wallahualam bishshawab.
Tampilkan lebih sedikit

"Kisah Inspirasi, Jawaban Elegan dari Tukang Bakso"



Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?

"Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...

Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.


"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita – cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. ...?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.

Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso". 
Sungguh patut untuk di contoh ^_^

#inspirasi   #inspirasihidup   #inspiratif   #motivasi   #cinta   #menyentuh 

KISAH KENTANG BUSUK




Pada sebuah sekolah, seorang guru mengajarkan sesuatu pada murid-muridnya. Beliau meminta agar para murid membawa sebuah kantong plastik besar dan mengisinya dengan kentang. Kentang-kentang itu mewakili setiap orang yang pernah menyakiti hati mereka dan belum dimaafkan. Setiap kentang yang dibawa, dituliskan sebuah nama orang yang pernah menyakiti hati murid-murid itu.

Beberapa murid memasukkan sedikit kentang, sebagian membawa cukup banyak. Para murid harus membawa kentang dalam kantong itu kemanapun mereka pergi. Menemani mereka belajar, dibawa pulang, dibawa lagi ke sekolah, diletakkan di samping bantal mereka saat tidur, pokoknya, kentang dalam kantong itu tidak boleh jauh dari mereka.

Makin hari, makin banyak murid yang mengernyitkan hidung karena kentang-kentang itu mulai mengeluarkan aroma busuk.

"Apakah kalian telah memaafkan nama-nama yang kalian tulis pada kulit kentang itu?" tanya sang guru.

Para murid tampaknya sepakat untuk belum bisa memaafkan nama-nama yang telah memaafkan mereka.

"Jika demikian, kalian tetap harus membawa kentang itu kemanapun kalian pergi,"

Hari demi hari berlalu. Bau busuk yang dikeluarkan kentang-kentang itu semakin membusuk. Banyak dari mereka yang akhirnya menjadi mual, pusing dan tidak nafsu makan karenanya. Akhirnya, mereka membuang kentang-kentang itu ke dalam tempat sampah. Dengan asumsi mereka juga memaafkan nama-nama yang mereka tulis di atas kulit kentang.

"Nah, para murid, dendam yang kalian tanam sama seperti kentang-kentang itu. Semakin banyak kalian mendendam, semakin berat kalian melangkah. Semakin hari, dendam-dendam itu akan membusuk dan meracuni pikiran kalian," ujar sang guru sambil tersenyum.

Para murid hanya terdiam, meresapi setiap perkataan guru mereka.

"Karena itu, sekalipun kalian menyimpan dendam pada orang lain, atau mereka pernah menyakiti hati kalian, maafkanlah mereka dan lupakan yang pernah mereka lakukan, jadikan hal itu sebagai pembelajaran dalam hidup kalian. Dendam sama seperti kentang-kentang busuk itu, kalian bisa membuangnya ke tempat sampah,"

Para murid tersenyum. Sejak hari itu, mereka belajar untuk menjadi manusia yang pemaaf dan tidak mudah menyimpan dendam. Hidup mereka tenang tanpa terbebani bau busuk yang akan merusak pikiran dan tubuh.

RENUNGAN: kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi manusia yang pemaaf. Sekalipun dendam tidak kita rasakan beratnya secara fisik, tetapi secara mental akan melemahkan langkah Anda, membuat hidup Anda tidak nyaman. Maafkanlah mereka yang pernah menyakiti Anda dan hirup udara segar kebebasan.

http://kisahmotivasihidup.blogspot.com/2014/09/kisah-kentang-busuk.html

Categories